1 Sadari hal-hal yang pahit dan yang manis dalam hidup

  1. 1

    Sadari hal-hal yang pahit dan yang manis dalam hidup Anda, dan perhatikan bagaimana kedua hal tersebut memengaruhi Anda. Bersikap optimis bukan berarti Anda harus "senang" terhadap semua hal. Justru apabila Anda memaksakan merasa bahagia saat menghadapi masa-masa yang mungkin traumatis, kesehatan Anda bisa terganggu.[4] Sebaliknya, sadari seluruh perasaan yang muncul dalam hidup Anda. Terimalah perasaan-perasaan tersebut, baik negatif maupun positif, sebagai bagian alamiah dari menjadi manusia. Jika Anda mencoba mengekang perasaan tertentu, jiwa Anda malah akan berantakan.[5] Dengan tidak berfokus pada satu emosi, Anda dapat menjadi pribadi yang lebih adaptif dan proaktif ketika menghadapi situasi-situasi tidak terduga yang mungkin hadir di masa depan.[6] Dengan demikian, Anda akan meningkatkan optimisme dan daya tahan Anda dalam menghadapi ketidakpastian.[7]

    • Seiring jalannya waktu, merasa negatif dapat menjadi kebiasaan yang tidak disadari. Hindari menyalahkan diri sendiri untuk perasaan dan asosiasi negatif dalam diri Anda. Anda takkan berkembang apabila terus menerus menyalahkan diri sendiri; Anda hanya akan melihat ke masa lalu, ke apa yang sudah terjadi dan tak bisa diubah kembali.[8]
    • Sadarilah apa yang Anda rasakan ketika perasaan-perasaan negatif ini muncul. Anda dapat menuliskan perasaan Anda dalam sebuah jurnal. Tuliskan kapan Anda merasa atau berpikir negatif, kemudian perhatikan latar belakang kemunculan perasaan atau pikiran negatif itu. Lalu, pikirkan berbagai cara lain untuk menyikapi latar belakang itu.[9]
    • Misalnya, bayangkan bahwa ada orang yang menyalip mobil Anda. Anda merasa marah, membunyikan klakson, dan bahkan berteriak pada si sopir itu meskipun dia tak mendengar Anda. Tulislah di jurnal Anda mengenai kejadian ini, mengenai apa yang Anda rasakan, serta bagaimana Anda menanggapinya. Jangan menghakimi diri Anda sendiri, jangan katakan apakah Anda rasa tanggapan Anda "benar" atau "salah". Cukup tuliskan saja apa yang terjadi.[10]
    • Kemudian, berhenti. Pikirkanlah mengenai apa yang sudah Anda tulis. Apakah tanggapan Anda sesuai dengan apa yang Anda harapkan dan jenis pribadi yang Anda idamkan? Jika tidak, apa yang dapat Anda ubah? Coba pikirkan: memangnya, sebenarnya apa yang Anda tanggapi? Jangan-jangan, Anda sebenarnya tidak benar-benar marah pada si sopir menyebalkan itu. Bisa jadi hari ini Anda banyak stres, dan tekanan Anda meledak pada orang itu.
    • Ketika menulis, pikirkanlah masa depan. Jangan gunakan jurnal ini hanya sebagai tempat Anda mencurahkan perasaan-perasaan negatif. Pikirkan juga apa yang dapat Anda pelajari dari pengalaman yang Anda tuliskan. Adakah yang bisa Anda manfaatkan untuk pengembangan diri? Apakah Anda dapat menggunakan pengalaman ini untuk memahami pengalaman lain? Lain kali, dalam situasi yang mirip, adakah sikap lebih baik dan lebih ideal yang bisa Anda ambil? Misalnya, dengan menyadari bahwa Anda marah-marah karena hari yang penuh tekanan, Anda akan menyadari bahwa setiap orang bisa saja melakukan kesalahan. Dengan menyadari hal tersebut, Anda akan merasa lebih simpatik ketika orang lain memarahi Anda. Jika Anda mengetahui bagaimana Anda inginmenanggapi situasi-situasi negatif, Anda tidak akan mengalami kesulitan.[11]
  2. 2
    Praktikkan kesadaran diri. Kesadaran diri adalah bagian optimisme yang penting. Dengan kesadaran diri, Anda akan lebih fokus pada memerhatikan perasaan Anda daripada menilainya.[12] Reaksi negatif sering muncul ketika kita mencoba menolak perasaan kita sendiri. Reaksi negatif juga dapat muncul ketika kita membiarkan diri kita dibutakan perasaan hingga kita lupa bahwa kita sesungguhnya mampu mengendalikan perasaan tersebut.[13] Berdamailah dengan diri Anda sendiri. Caranya, fokuslah pada pernapasan Anda, terimalah jiwa dan raga Anda, dan pelajarilah emosi Anda, jangan ditolak. Kedamaian diri akan penting saat harus berhadapan dengan perasaan negatif.[14]
    • Dalam berbagai penelitian, meditasi kesadaran diri terbukti dapat membantu Anda lepas dari perasaan gelisah dan depresif.[15] Meditasi ini bahkan dapat mengubah cara tubuh Anda bereaksi terhadap stres.
    • Carilah kelas meditasi kesadaran diri di daerah Anda. Anda juga bisa mengikuti meditasi terbimbing di internet, misalnya dari Pusat Riset Kesadaran Diri Universitas California[16] atau BuddhaNet[17]. (Dan tentunya, ada juga berbagai panduan di WikiHow.)
    • Anda tak harus menghabiskan banyak waktu untuk meditasi. Cukup dengan beberapa menit sehari, Anda akan lebih sadar dan damai dengan perasaan Anda.[18]
  3. 3
    Tentukan apakah suara hati Anda optimis atau pesimis. Suara hati kita dapat menunjukkan bagaimana kita secara alami memaknai hidup: negatif atau positif. Dalam satu hari, perhatikan suara hati Anda. Cari tahu apakah bentuk-bentuk suara hati negatif seperti di bawah ini sering muncul:[19]
    • Menekankan pada aspek negatif dari sebuah situasi, dan tidak menghiraukan aspek positif.
    • Secara otomatis menyalahkan diri Anda sendiri untuk setiap situasi atau peristiwa negatif.
    • Menunggu hal negatif di setiap situasi. Contohnya, pagi-pagi di kafe, pesanan kopi Anda salah dan Anda langsung berpikir bahwa hari ini semua hal akan buruk terus.[20]
    • Anda melihat hal hanya dari dua sisi: baik dan buruk. Ini dikenal sebagai polarisasi. Menurut Anda, tak ada jalan tengah.
  4. 4
    Fokuslah pada hal-hal positif dalam hidup Anda. Anda perlu mengubah arahan suara hati Anda agar berfokus pada aspek-aspek positif pada individu Anda dan pada dunia di sekitar Anda. Meskipun berpikir positif hanya salah satu langkah dalam perjalanan menjadi pribadi yang optimis, berpikir positif dapat memengaruhi jiwa dan raga Anda secara signifikan. Seperti:[21]
    • Harapan hidup yang lebih tinggi
    • Tingkat depresi yang lebih rendah
    • Tingkat stres yang lebih rendah
    • Kekebalan tubuh yang lebih tinggi
    • Kesehatan jasmani dan rohani yang lebih baik
    • Risiko kematian akibat serangan jantung yang lebih rendah
    • Ketahanan yang lebih baik ketika menghadapi masa-masa sulit dan stres
  5. 5
    Ingatlah bahwa optimisme ada dua jenis: optimisme nyata dan optimisme buta. Seseorang dengan optimisme buta percaya bahwa tidak akan ada hal buruk yang terjadi. Orang tersebut akan menjadi terlalu percaya diri dan naif, dan dapat berakhir pada kekecewaan atau bahkan bahaya.[22] Sebaliknya, orang dengan optimisme nyata tidak mengabaikan tantangan. Ia juga tidak berpura-pura bahwa perasaan dan pengalaman negatif tidak ada. Orang ini akan menghadapi tantangan-tantangan itu, dan mengatakan, "Saya bisa!"
    • Optimisme buta (dan berbahaya) misalnya adalah terjun payung tanpa pernah latihan sama sekali, hanya percaya bahwa "semuanya akan baik-baik saja". Tentunya, perasaan seperti ini tidak realistik dan tidak mengindahkan fakta bahwa seseorang akan tetap butuh usaha untuk mengatasi masalah. Keputusan seperti ini dapat membahayakan diri Anda.
    • Sebaliknya, seorang pribadi optimis yang nyata akan mengakui kenyataan bahwa terjun payung adalah olahraga rumit yang membutuhkan banyak latihan dan kehati-hatian. Seseorang dengan kepribadian ini takkan kecewa saat menghadapi kerja keras yang diperlukan. Ia justru akan menciptakan sasaran ("mampu terjun payung") dan mulai berusaha. Ia akan percaya diri bahwa sasaran itu mampu ia capai.
  6. 6
    Setiap hari, tuliskan afirmasi positif untuk diri Anda sendiri. Dengan demikian, Anda akan lebih mudah percaya pada potensial aksi-aksi Anda. Tuliskan beberapa afirmasi yang dapat mengingatkan Anda mengenai apa yang ingin Anda ubah mengenai cara Anda memandang dunia. Letakkan pada lokasi-lokasi yang akan Anda lihat setiap hari, misalnya di cermin kamar mandi, di dalam lemari Anda, di komputer, atau bahkan di dinding kamar mandi. Contoh afirmasi positif yang dapat Anda tuliskan:[23]
    • "Semua hal itu mungkin."
    • "Keadaan tidak memengaruhi saya, sayalah yang memengaruhi keadaan."
    • "Satu-satunya hal yang dapat saya kendalikan adalah sikap saya."
    • "Saya selalu punya pilihan."
  7. 7
    Hindari membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Iri hati sungguh mudah timbul, dan hal ini akan berujung pada pikiran-pikiran negatif ("Mereka punya lebih banyak uang daripada saya."; "Dia dapat berlari lebih cepat daripada saya."). Ingatlah bahwa selalu ada orang yang lebih parah daripada kita. Hindari perbandingan negatif dengan orang lain. Fokuslah pada hal-hal positif. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perilaku menggerutu mungkin berhubungan dengan depresi dan kegelisahan.[24]
    • Ingatlah bersyukur. Dengan bersyukur, Anda akan dapat keluar dari siklus perbandingan negatif. Tulislah surat berterima kasih kepada orang-orang di kehidupan Anda, atau langsung beri tahu mereka. Dengan berfokus pada elemen-elemen positif ini dalam kehidupan Anda, mood dan kesehatan Anda akan meningkat secara dramatis. [25]
    • Tulislah jurnal syukur. Riset menunjukkan bahwa orang-orang yang setiap minggu menuliskan beberapa baris hal-hal yang terjadi belakangan yang membuat mereka bersyukur akan cenderung merasa lebih optimis dan lebih baik secara umum.[26]
  8. 8
    Perbaikilah perspektif Anda dalam satu atau dua aspek kehidupan.Pesimisme sering berakar dari perasaan tak berdaya. Tentukan satu atau dua aspek kehidupan yang ingin Anda ubah dalam hidup Anda, dan usahakan perubahan dalam kedua aspek tersebut. Ini akan meningkatkan kepercayaan diri dalam kekuatan dan kemampuan Anda untuk membuat perubahan dalam kehidupan sehari-hari.[27]
    • Anggap diri Anda sebagai "sebab" dan bukan "hasil". Orang yang optimis akan cenderung percaya bahwa peristiwa atau pengalaman negatif dapat diatasi dengan usaha dan kemampuan mereka sendiri.[28]
    • Mulailah dari hal-hal kecil. Jangan beranggapan bahwa Anda dapat mengubah semua hal dalam satu waktu.
    • Berpikir positif dapat mengantarkan Anda pada hasil positif. Sebuah riset menunjukkan bahwa pemain bola basket yang diajari untuk menghubungkan hasil positif (misalnya, berhasil menembak bola dari jarak jauh) dengan keterampilan mereka, dan hasil negatif dengan kemalasan mereka, dapat meningkatkan kemampuan mereka.[29]
  9. 9
    Tersenyumlah sesering mungkin.Riset menunjukkan bahwa tersenyum dapat membuat Anda merasa lebih bahagia dan lebih optimis mengenai masa kini dan masa depan.[30]
    • Dalam sebuah penelitian, orang-orang yang diminta untuk menggigit pulpen di mulut mereka (lantas menyebabkan pergerakan otot muka yang mirip dengan senyuman) lebih terhibur dengan kartun yang mereka lihat, meskipun mereka tidak sadar bahwa hanya senyuman itulah yang menyebabkan reaksi mereka menjadi lebih baik. Dengan mengubah otot muka agar merefleksikan emosi positif, Anda mengirimkan pesan emosi yang sama ke otak Anda, dan menyebabkan mood Anda lebih baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INFORMASI PENERIMAAN ONLINE MAHASISWA BARU 2017-2018

Kali ini saya akan posting. mengenai suku suku kanibal.