Sagu dan Ubi Jalar, Pangan Lokal Papua


 Sagu dan Ubi Jalar, Pangan Lokal Papua

Papua merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai keadaan geografis unik. Provinsi Papua merupakan Provinsi yang paling luas wilayahnya dari seluruh Provinsi di Indonesia. Luas Provinsi Papua ± 410.660 Kmatau merupakan ± 21% dari luas wilayah Indonesia. Lebih dari 75% masih tertutup oleh hutan-hutan tropis yang lebat, dengan ± 80% penduduknya masih dalam keadaan semi terisolir di daerah pedalaman (Sumber : DPRD Papua, 2013).
Dikelilingi oleh pegunungan Jayawijaya yang menjulang hingga daerah rawa yang membelah Papua melalui sungai Digul di selatan dan sungai Memberami di utara, membuat tanah Papua kaya akan keragaman hayati. Dari total luas tanah ± 410.660 Km2baru ± 100.000 Ha yang dimanfaatkan. Tanah yang potensial untuk tanah pertanian antara lain (a) tanah rawa pasang surut luasnya ± 76.553 Km2(b) tanah kering luasnya ± 58.625 Km(Sumber : DPRD Papua, 2013).
Karena kondisi alam ini, penduduk Papua mempunyai kebiasaan berbeda yang membentuk ciri khas tersendiri. Bukan hanya dari segi budaya, namun juga pola konsumsi masyarakat sebagai wujud adaptasi terhadap alam yang melingkupi. Untuk mencukupi kebutuhan pangan, masyarakat Papua memanfaatkan kekayaan alam yang tersedia sangat melimpah. Ubi jalar dan sagu merupakan dua jenis tanaman pangan yang menjadi sumber kecukupan kalori masyarakat Papua.
Ubi jalar merupakan komoditas penting di Papua karena merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk di pedalaman terutama di kawasan lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya.  di daerah pegunungan ketinggian dengan 1.650−2.700 m diatas permukaan laut tersebut, stok tanaman pangan yang ada terbatas.  Selain ubi jalar, secara ekologis sangat sedikit tanaman pangan yang mampu beradaptasi dan berproduksi dengan baik dengan menggunakan teknologi sederhana (Dimyati et al :1991 dalam Rauf, 2009).
Sama halnya dengan ubi jalar, sagu juga merupakan tanaman lokal yang menjadi sumber pangan masyarakat Papua. Sagu merupakan bahan pangan utama bagi masyarakat Papua yang tinggal di daerah pesisir. Daerah pesisir yang berair atau rawa merupakan tempat tumbuh berbagai jenis sagu. Pohon sagu di Papua tumbuh secara alami tanpa tindakan budi daya dari penduduk setempat (Rauf, 2009). Apalagi sebagian besar lahan di Papua yang potensial adalah berupa rawa, maka sagu merupakam sumber pangan melimpah bagi masyarakat.
Namun seiring dengan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah tentang revolusi hijau yang menggenjot produksi padi secara massal, sehingga harga beras menjadi begitu murah,  posisi sagu dan ubi jalar sebagai makanan pokok masyarakat Papua pun mulai tergeser oleh beras (Budi: 2003 dalam Rauf, 2009). Hal ini setidaknya terlihat dari jumlah produksi serta lahan tanam ubi jalar yang terus menurun. 
Tabel 1. Luas panen, produksi, dan hasil ubi jalar di Provinsi Papua, 2003−2006.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INFORMASI PENERIMAAN ONLINE MAHASISWA BARU 2017-2018

Kali ini saya akan posting. mengenai suku suku kanibal.