5 Fakta Bencana Alam di Jayapura, Korban Jiwa 104 Orang hingga 9.691 Orang Mengungsi

5 Fakta Bencana Alam di Jayapura, Korban Jiwa 104 Orang hingga 9.691 Orang Mengungsi

Rabu, 20 Maret 2019 | 14:52 WIB


 Jumlah korban meninggal sementara akibat bencana banjir bandang diSentaniJayapura, mencapai 104 orang.
Hal itu disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui rilis resminya.
Sutopo menambahkan, 40 jasad yang belum teridentifikasi dimakamkan secara massal pada hari Kamis (21/3/2019) esok.
Sementara itu, memasuki hari ketiga pasca-bencana banjir bandang, jumlah pengungsi mencapai 9.691 orang. Para pengungsi tersebar di 25 titik pengungsian.
Baca fakta berikutnya secara lengkap:

1. Update jumlah korban bencana banjir di Jayapura


Prajurit TNI tengah mengevakuasi korban banjir bandang

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban bencana banjir di Jayapura hingga Rabu (20/3/2019) tercatat 104 korban jiwa.
"Tercatat 104 orang meninggal dunia, dimana 97 orang korban di Kabupaten Jayapura, dan 7 orang korban di Kota Jayapura," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan tertulis, Rabu.
Dari jumlah korban yang meninggal, Sutopo menuturkan belum semuanya berhasil diidentifikasi.
Sementara, terdapat 160 orang mengalami luka, dengan rincian 85 orang mengalami luka berat dan 75 orang lainnya mengalami luka ringan. Untuk jumlah pengungsi juga bertambah menjadi 9.691 orang, dikarenakan rasa trauma.
Terkait kerusakan bangunan, terdapat 375 rumah rusak berat, 5 unit ibadah rusak berat, 8 sekolah rusak berat, 104 unit ruko rusak berat, 4 jembatan rusak berat, dan 4 ruas jalan rusak berat.
Hingga saat ini, pendataan dampak bencana dan proses evakuasi masih terus dilakukan oleh tim gabungan.
Baca Juga: Update Korban Banjir Bandang Jayapura: 104 Meninggal Dunia, 79 Hilang

2. Banyak korban tertimpa kayu dan tertimbun longsor


Sejumlah warga melihat rumah yang rusak akibat banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Minggu (17/3/2019). Berdasarkan data BNPB, banjir bandang yang terjadi pada Sabtu (16/3) tersebut mengakibatkan 42 tewas. ANTARA FOTO/Gusti Tanati/wpa/ama.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, korban tewas akibat banjir bandang di Sentani, Jayapura, Papua, rata-rata ditemukan tertimpa kayu dan tertimbun lumpur.
Untuk itu, kepolisian menerjunkan tim K-9 atau anjing pelacak untuk mengendus korban bencana yang sulit ditemukan karena posisinya tertimpa kayu atau di dalam lumpur.
“Jadi tim ke-9 kita tempatkan di titik-titik yang diperkirkan masih terdapat korban yang belum ditemukan, karena banyak material kayu dan lumpur sehingga diharapkan dengan bantuan K-9 tersebut dapat mempercepat proses pencarian terhadap korban yang belum ditemukan,” kata Kamal, Selasa (19/3/2019) malam.
Kamal mengatakan, anjing pelacak yang diterjunkan berjumlah 15 ekor. Mereka terdiri dari 6 ekor dari Jakarta dan sisanya dari Polda Papua. Pada hari ini, anjing pelacak berhasil menemukan 15 jenazah korban bencana banjir bandang di Kabupaten Jayapura.
Baca Juga: Sebagian Jasad Korban Bencana Jayapura Ditemukan di Bawah Kayu dan Lumpur

3. Para pengungsi butuh selimut dantenda


Seorang warga menyelamatkan barang berharga miliknya dari rumahnya yang terendam banjir akibat banjir bandang Sentani Jayapura, Papua, Senin (18/3/2019). Berdasarkan data BNPB tercatat sebanyak 77 orang meninggal dunia, 43 orang belum ditemukan, 74 orang luka-luka dan 4.226 orang mengungsi akibat banjir bandang yang melanda Sentani pada Sabtu (16/3). ANTARA FOTO/Gusti Tanati/ama.

Menurut Humas Posko Induk Banjir Bandang Pemda Kabupaten Jayapura, Dodi Sambodo, sejauh ini para korban selamat telah ditangani secara baik.
Akan tetapi, menurutnya para korban masih membutuhkan bantuan berupa tenda, selimut dan air bersih atau air minum serta kebutuhan anak balita. Hal itu dibutuhkan lantaran hujan masih mengguyur Kabupaten Jayapura.
“Kebutuhan para korban tentunya seperti biasa, yakni sandang dan pangan. Namun hal itu sampai saat ini masih terpenuhi dengan baik. Kebutuhan yang sangat urgen saat ini yakni selimut, tenda dan air bersih. Selimut dan tenda ini sangat dibutuhkan karena hujan yang turun. Kalau air minum, pendistribusiannya yang sulit karena jalan terputus, tergenang air, tergenang lumpur dan longsor,” ungkapnya ketika dikonfirmasi kompas.com, Senin (18/3/2019) malam.
Baca Juga: Pengungsi Banjir Bandang di Jayapura Butuh Selimut dan Tenda

4. WWF teliti ikan yang terbawa arus saat banjir di Sentani


Warga mengamati sebuah pesawat yang terseret banjir bandang di Sentani, Jaya Pura, Papua, Senin (18/3/2019). Akibat banjir bandang yang melanda Sentani sejak Sabtu (16/3) lalu, sedikitnya empat ribu warga mengungsi di sejumlah posko pengungsian. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc.

Pada Selasa pagi (19/3/2019), warga BTN Sosial, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, menemukan empat ekor ikan yang mirip hiu yang terbawa arus air yang turun dari kawasan cagar alam Cyclop.
Atas temuan tersebut, WWF Indonesia menyatakan tertarik untuk menelitinya meski ada dugaan bahwa ikan-ikan tersebut merupakan hewan peliharaan warga yang terbawa arus.
Northern New Guinea Leader, WWF Indonesia, Peter Roki Aloisius, di Jayapura, mengatakan, banyak penyebaran ikan hiu jenis air tawar di Papua dan Papua Nugini.
Salah satunya, terdapat hiu gergaji di Danau Sentani. Ikan yang mirip hiu ditemukan warga di BTN Sosial Sentani pasca-banjir itu, tuturnya, bisa juga merupakan ikan danau yang punah akibat masuknya predator ke habitat tersebut.
"Hal menarik lainnya dengan adanya temuan ikan mirip hiu, menjadi menarik untuk dilakukan penelitian," katanya.
Baca Juga: WWF Teliti Ikan Mirip Hiu di Lokasi Banjir Bandang Jayapura

5. Waspada isu hoaks terkait bencana banjir


Kendaraan terendam lumpur saat banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Minggu (17/3/2019). ANTARA FOTO/Gusti Tanati/pras.
Banyak isu atau hoaks mengenai akan terjadinya banjir bandang susulan dan tsunami di sekitar wilayah Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura, Provinsi Papua. Masyarakat diminta untuk tidak percaya akan isu tersebut.
Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa BMKG V Jayapura Suroto, Senin (18/3/2019).
Ia menjelaskan dari hasil pemantauan satelit mereka, curah hujan memang masih turun di wilayah Kabupaten Jayapura dan sekitarnya.
“Memang benar banyak isu hoaks yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Tadi saja ada yang mengatakan akan terjadi banjir susulan dan juga tsunami. Saya harapkan masyarakat harus bijak dalam menerima pesan yang diteruskan ke telepon selulernya,” katanya.
Baca Juga: Masyarakat Jayapura Diminta Tak Percaya Isu Hoaks soal Banjir Susulan
Sumber: DEMAKA TABUNI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INFORMASI PENERIMAAN ONLINE MAHASISWA BARU 2017-2018

Kali ini saya akan posting. mengenai suku suku kanibal.