Selasa, 28 April 2015

Bokondini Sejarah Masuknya Injil GIDI Pertama kali


Sejarah Singkat GIDI ( di tanah Papua Bokondini)

SELAYANG PANDANG
Gereja GIDI pertama kali dirintis oleh Tiga orang Badan Misi UFM dan APCM yaitu Hans Veldhuis, Fred Dawson, Russel Bond pada tanggal 22 Januari 1955 melalui perjalanan panjang mulai dari Senggi sampai di Wamena kemudian mereka melanjutkan misi penginjilan melalui jalan darat ke arah barat pegunungan Jayawijaya mulai dari Piramid menyeberangi sungai Baliem dan menyusuri sungai Wodlo melalui kampung Ilugwa dan tiba di Archbol membuka Camp Injili pertama pada tanggal 18 Februari 1955 dengan satu visi: "menyaksikan Kasih Kristus Kepada segala Suku Nieuw Guinea", didasarkan pada Kisah Para Rasul 1:8.
Kemudian Bert Power dan Ross Bertell tiba di Bokondini pada bulan Maret 1955. Selain misi UFM, Gesswein dan Widbin bersama Misi ABMS lainnya meninggalkan Camp Injili Archbol pada tanggal 28 April dan tiba di Bokondini pada tanggal 1 Mei 1955. Di Bokondini membuka lapangan terbang pertama tanggal 5 Juni 1965 dan Pilot Dave Steiger mendaratkan pesawat pertama kali di Bokondini. Sejak itulah secara resmi membuka Pos UFM dan APCM di Bokondini sebagai basis penginjilan di seluruh pegunungan tengah.
Pada tanggal 5 Juni 1957, pesawat MAF pertama kali mendarat di Swart Valley sekarang disebut Karubaga Wilayah Toli. Lalu, pada bulan Agustus 1958, tiga orang UFM : Ralph Maynard, Bert Power dan Leon Dillinger berjalan kaki dari Karubaga menuju ke daerah Yamo membuka lapangan terbang di Mulia.
Setelah membuka pos-pos penginjilan, sebagai hasil pertama dari Badan Misi UFM dan APCM melakukan pembaptisan pertama berjumal 9 orang di Kelila wilayah Bogo. Inilah cikal bakal jemaat mula-mula dalam sejarah berdirinya Gereja Injili Di Indonesia. Dan, baptisan yang kedua dilakukan pada tanggal 16 september 1962 di Bokondini dan disusul baptisan ketiga di Kanggime tanggal 27 Januari 1963. Sejak itu, terjadi pembaptisan diman-mana, suatu bukti Tuhan menunjukkan kasih yang besar kepada suku dan kaum bangsa Papua di wilayah besar pegunungan tengah Papua.
Berjalannya waktu nama gereja pribumi ini pun terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu sehubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan. Mula-mula nama gereja ini adalah GIIB (Gereja Injili Irian Barat) 1963 -1971; menjadi Gereja Injili Irian Jaya (GIIJ) 1971-1988, setelah masa peralihan Papua ke wilayah NKRI; dan gereja ini pun membuka pos PI hampir seluruh wilayah Nusantara sehingga kemudian berganti nama Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) 1988 - sekarang.
STATUS GIDI, ORGANISASI, DATA INSTRUMEN GEREJA
Terdaftar pada : Departemen Agama RI di Jakarta Nomor: E/Ket/385-1745/76. Daftar Ulang: F/Ket/43-642/89. Akta Nomor: 15 Tanggal06 Januari 1989. Bentuk: Otonom dan Gereja Nasional. Masa Berlaku: Tak Terbatas. Sistem Pemeritahan: Presbiterian dan Kongregasional.
Gereja GIDI secara keseluruhan terdiri dari 8 Wilayah Pelayanan di seluruh Indonesia. Terdiri atas 61 Klasis, 11 Calon Klasis. Memiliki 2 buah rumah sakit: Klinik Kalvari di Wamena dan rumah sakit Immanuel di Mulia. Pendidikan: sekolah Tingkat Atas: STAKIN, SAID. Perguruan Tinggi: STT GIDI di Sentani. Sekolah Alkitab berbahas daerah (Lokal): 7 buah. TK-PAUD 5 buah, SMP dan SMU sebanyak 9 buah tersebar di seluruh wilayah GIDI.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INFORMASI PENERIMAAN ONLINE MAHASISWA BARU 2017-2018

Kali ini saya akan posting. mengenai suku suku kanibal.