Selasa, 14 Februari 2017

54 Tahun GIDI: Merenung Kisah di Balik Perjuangan “GIDI”



Oleh: 
Demaka. Tabuni
Gambar : Logo Gereja GIDI (Sumber :Google, Doc)

“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh kudus akan turun ke atas Kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung Bumi.”
Kis 1:8
 
Untaian ayat di atas adalah salah satu perintah amanat agung Tuhan Yesus sebelum terangkat ke surga. Ayat ini menjadi dasar berdirinya Gereja Injili di Indonesia. Kini GIDI telah mencapai usia yang ke 54 Tahun (2017), usia yang sudah tidak lagi muda.
Jika usia GIDI diibaratkan dengan umur manusia, maka GIDI kini sudah mempunyai banyak anak, bahkan  cucu. Namun tahukah anda, bagaimana kisah sepak terjang dan asal usul dibalik perkembangan  GIDI saat ini? Bagaimana para pujangga mula-mula mendirikan GIDI yang saat ini ? 
Berikut adalah kisah sejarah singkat GIDI yang penulis ingin bagikan. 

      1.    Sepenggal Kisah Hidup-Mati Perjalanan Missionaris Ke Daerah Suku Lani
Ratusan  Tahun di daerah Pengunungan Papua masih gelap oleh berita Injil. walaupun saat itu injil sudah masuk di tanah Papua melalui dua missionaris asal Belenda dan Jerman,  Ottow-Geissler pada tahun 1855 di Pulau Mansinam Manokwari (5 Februari 1855), namun injil saat itu hanya berkembang di daerah pesisir Pantai. sehingga Daerah Pengunungan Papua masih gelap oleh berita Injil.

Pada Tahun 1951-1954 Setelah merintis pos, membuka lapangan terbang pertama di Senggi ,  sehingga pada tanggal 20 Januari 1955 ketiga misionaris beserta 7 orang pemuda dari Senggi terbang dari Sentani tiba di Lembah Baliem di Hitigima menggunakan pesawat amphibi(Sealander). Kemudian mereka melanjutkan misi dengan berjalan kaki dari Lembah Baliem ke arah Barat pegunungan Jayawijaya melalui Piramid. Dari Piramid bertolak menyeberangi sungai Baliem dan menyusuri sungai Wodlo dan tiba di Ilugwa. Dan menuju ke arah muara sungai Ka'liga (Hablifura) dan akhirnya tiba di danau Archbol (Danau Abema) pada 21 Februari 1955.  
Di pinggir danau inilah Camp injil pertama didirikan dan meletakkan dasar wilayah teritorial penginjilan dengan dasar visi:"Menyaksikan Kasih Kristus Kepada segala Suku Nieuw Guinea (Papua) ", yang diambil dari Kisah Para Rasul 1:8. 

Setelah meletakkan dasar injil ini , Mereka membuka lapangan terbang di Archbold sambil mengadakan survei pengembangan pelayanan di sekitar Bokondini dan Kelila dan akhirnya  pada tanggal 25 Maret 1955  pesawat jenis JZ-PTB Piper Pacer berhasil mendarat di Danau Archbold.
Pada tanggal 28 April misionaris dari  UFM (Unevangelized Fields Mission) , Gesswein dan Widbin bersama Misionaris dari  ABMS (Australian Baptism Mission Society)  lainnya meninggalkan Camp Injili di Archbol dan bertolak menuju Bokondini, dan pada tanggal 1 Mei 1955 tiba di Bokondini. Setelah tiba di Bokondini mereka  membuka lapangan terbang pertama  dan  Pilot Dave Steiger mendaratkan pesawat pertama kali di Bokondini pada tanggal 5 Juni 1965.  Sejak itulah terbuka  Pos penginjilan dari  UFM dan APCM di Bokondini sebagai basis penginjilan di seluruh pegunungan tengah Papua.

Selang dua tahun kemudian,  Pada tanggal 5 Juni 1957, pesawat MAF (Mission Aviation Fellowship)  pertama kali mendarat di Swart Valley  ( sekarang disebut Karubaga Wilayah Toli), Lalu pada bulan Agustus 1958, tiga orang missionaris dari UFM : Ralph Maynard (Tuan Mener) , Bert  Power  dan Leon Dillinger (Tuan Telenggen ) berjalan kaki dari Karubaga menuju ke daerah Yamo dan membuka lapangan terbang di Mulia.  Pesawat pertama mendarat di Mulia pada 12 Oktober 1958, dan kemudian pada 1960 membuka lapangan terbang di Ilu.

2. “Hasil Tidak Pernah Mengkhianati Proses” Baptisan Buah Hasil Pertama
“Hasil Tidak Pernah Mengkhianati Proses”  inilah pepatah yang mungkin bisa menggambarkan ketika melihat hasil perjuangan para missionaris ini.   
Setelah membuka pos-pos penginjilan dan mengabarkan injil, maka diadakanlah baptisan pertama sebagai hasil dari Badan Misi UFM, RBMU dan APCM di wilayah Bogondini, Kelila, Karubaga, Mamit, dan Yamo. 
Orang-orang yang percaya dan dibaptis pertama  dari wilayah tersebut yang penulis rangkum dari Buku “ Sejarah Injil Masuk di Wilayah Suku Lani”
Dari Wilayah Kelila sebanyak 7 Orang yang dibaptis pada 29 Juli 1962, yaitu:

1.                  Ki’Marek Karoba dan Istrinya Lawingga Yikwa
2.                  Yiyawon Yikwa
3.                  Lararep Wanimbo
4.                  Nu’nuk Pagawak
5.                  Yabingga Yikwa
6.                  Wuluwarek Yikwa
7.                  Ugwa Kogoya 

Dari wilayah Bogondini sebanyak 15 Orang yang dibaptis pertama pada tanggal 16 September 1962 yaitu:
1.      Yan Mbini Karoba dan Istrinya Paginawok Penggu
2.      Ndowan Wanimbo dan istrinya Narorit Tabuni
3.      Mote Baminggen dan istrinya Kerogonambit Penggu
4.      Longgop Baminggen dan istrinya Kilarit Penggu
5.      Enggibaga Baminggen dan istrinya Yanoba Pagawak
6.      Monenggen Pagawak dan istrinya Nemini’mban
7.      Pirigin Penggu dan istrinya Nona Pirigin Karoba
8.      Unakane karoba
Dari wilayah Karubaga Orang yang pertama mengaku dosa, membakar semua ilmu guna-guna (sihir) yang dulu mereka pakai  dan percaya kristus  pada tanggal 24 Februari 1963 yaitu:
1.           Karubaga Onuwa Yikwa
2.           Lenggwa Wanimbo
3.           Yambenggup Tabo
4.           Tuananggen Yikwa
5.           Nano Eekwa Kogoya*
6.           Yan Yikwa
7.           Wundowak Yikwa
8.           Yi’lele Kogoya
9.           Yarit Wanimbo
10.       Ogolunggen Yikwa
11.       Muta Yikwa
12.       Yana Wandik
13.       Tibo Wanimbo
14.       Yaben Kogoya
15.       Laago Weya *
16.       Taniya Kogoya*
17.       Mamiranggen Wandik*
18.       Yanengga Onuwa*
19.       Kanandi Mbogum*
20.       Liwiyakwe*
21.       Iringgawerak Yikwa*
22.       Enak mberegwe Yikwa*
23.       Yigibalomkwe*
24.       Nombanit*
25.       Wandikwe*
26.       Kogoyagwe*
27.       Wanimbogwe*
28.       Weyagwe*
29.       Yikwagwe*

                   Kemunkinan ada kesalahan  nama karena kurangnya data

Dari wilayah Kanggime Orang yang pertama mengaku dosa, membakar semua ilmu guna-guna (sihir) yang dulu mereka pakai  dan percaya kristus    yaitu:
1.         Wunini’mban Weya
2.         Yiganggan Nggenongga
3.         Tiomangga Nggurik
4.         Liwot Tenit Nggurik
5.         Nggembiri Mbiniluk
6.         Ogum Gire
7.         Tinagagim Weya
8.         Yoraga’mban Wonda
9.         Wimili Gire
10.     Ambe Wonda
11.     Lingge Weya
12.     Ombat Wanena
13.     Weriyut Lambe
14.     Nggiyakwe Weya
15.     Mbi’mbet Nggurik
16.     Kiyoma Nggurik
17.     Wabinanggen Towolom
18.     Arigi Towolom
19.     Yumbuni’mban Wanimbo
20.     Mbi’mben Nggurik
21.     Yanggiru Narek


Dari wilayah Mamir (Mamit) Orang yang pertama mengaku dosa, membakar semua ilmu guna-guna (sihir) yang dulu mereka pakai  dan percaya kristus    yaitu:
1.         Mirogo Nggembe
2.         Nggap Wanimbo
3.         Andugum Weya
4.         Enggawone Kogoya
5.         Paku Tenit Enumbi
6.         Egeno’mban Enumbi
7.         Nggegola Enumbi
8.         Ngguri’mban Enumbi
9.         Tarenggen Wonda
10.     Tuan Wakur
11.     Teretak Karoba
12.     Kabu’na Weya
13.     Ki’mban Enumbi


Dari wilayah Yamo (Mulia) orang-orang yang pertama dibaptis pada 14 Juli tahun 1963 sebanyak 13 orang, yaitu:
1.         Wogoriya’Mban dan istrinya Aligiyok Wonda
2.         Nggemende dan istrinya Komonugwe
3.         Mbarit dan istrinya
4.         Nggirinok Elabi
5.         Tibenok Enumbi
6.         Nggewone Enumbi
7.         Ondowa Elabi
8.         Ki Eeri’mban Tabuni
9.         Nggun Wanena
10.     Ogo’ma Wonda

Selain 13 orang yang dibaptis pertama dari wilayah Yamo (Mulia) diatas, ada 40 Orang ternama yang percaya Kristus Pertama Kali dari Mulia namun mereka tidak dibaptis. 

3. Pendirian Sekolah “Diajar  untuk Menjarkan Lagi”
Perkembangan misi terus berkembang, semakin hari semakin banyak yang percaya kepada Kristus dan dibaptis. Hal ini membuat dibutuhkanlah  semakin banyak pengajar asli daerah  untuk mengajar dan memberitakan injil di pelosok-pelosok pengunungan Papua . 
Maka didirikanlah sekolah alkitab di  Aagobaga-Ilu, Sehingga orang-orang dari Ilugwa-Wolo, Kelila, Bogondini, Ilu dan Mulia datang belajar di sekolah ini. Sekolah ini diajar oleh Tuan Dilingger (Tuan Telenggen) serta istrinya serta dibantu oleh Tuan Scovil (Tuan Kobo) dan istrinya. 
Angkatan Pertama sekolah alkitab ini dibuka pada tahun 1964 dan penamatan angkatan pertama pada tahun 1967. Namun setelah 2 Tahun, sekolah alkitab yang di Ilu dipindahkan ke Mulia. Disinilah orang-orang datang belajar alkitab dalam bahasa Lani.
Berikut adalah beberapa nama-nama siswa pertama yang tamat dari  sekolah Alkitab di Mulia:
Dari Mulia dan Ilu:
1.             Kiniya’mban Wonda
2.             Tinggi’mban Telenggen
3.             Wa’lambuk Elabi
4.             Mbuguniyak Gire
5.             Ondowa Elabi
6.             Nggirinok Elabi
7.             Andilek Enumbi
8.             Lingge Kogoya
9.             Nggami Wonda
10.        Nggabunuk Gire

Dari Kelila dan Bokondini
1.                Owaganek
2.                Keboba Wanimbo
3.                Muruwe
4.                Kepeyom
5.                Yipu –Eerit
6.                Tigit-tigit Wanimbo
7.                Kogane Yikwa
8.                Mbuti
9.                Nggalinggin
10.           Wule
11.           Paik
12.           Lo
13.           Legi’nggai
14.           Tupuanggen


Setelah lulus angkatan pertama, Tuan Dilingger melatih lagi beberapa orang lulusan pertama untuk mengajar lagi sebagai guru  di sekolah Alkitab Mulia. Berikut adalah nama-nama yang menjadi guru Alkitab Mulia  pertama dari Orang asli:
1.       Pdt. Ondowa Elabi dari Mulia
2.       Pdt. Yom Weya dari Bokondini
3.       Pdt. Keboba Wanimbo dari Bokondini
4.       Pdt. Arik Wonda dari Ilu
5.       Pdt. Tigit-Tigit Wanimbo dari Bokondini
6.       Pdt. Ineenik Tabuni dari Mulia

Dengan semakin majunya  zaman UFM berpikir bahwa tidak cukup jika lulusan hanya dari sekolah Alkitab Mulia, maka dikembangkanlah Sekolah Alkitab dan Kejuruan di Irian Jaya (SAKIJ)  dalam bahasa Indonesia di Sentani. Kemudian dibangun lagi STAKIN yang setara dengan SMA, dan kemudian dibangun lagi Sekolah Tinggi Theologi –Gereja Injili di Indonesia (STT-GIDI) di Sentani.
Dengan adanya sekolah-sekolah ini, sekarang GIDI terus berkembang hingga ke Pulau Jawa dan Sumatera .

4.  Perjalanan Berliku dibalik Menuju Nama “GIDI”
Pada umumnya Generasi GIDI tahu bahwa GIDI Lahir pada tanggal 12 Februari 1962.  Namun pernah anda bertanya kenapa namanya harus “GIDI” bukan “KIKI, PGID, dst” ?
kenapa Ulang Tahunnya pada  Tanggal 12 Februari? Kenapa tidak 25 Desember, supaya bersamaan dengan Natal, atau kenapa tidak tanggal 14 Februari supaya bersamaan dengan hari kasih Sayang (Valentine Day)?. Apakah ini sebuah kebetulan? Tidak!
Berikut penulis mencoba uraikan sejarah singkat tentang ulang Tahun dan perubahan nama gereja GIDI. 
Setelah Gereja berkembang dan  pekabaran Injil dilakukan dibawah naugan UFM Hingga pertemuan gereja pertama di Bokondini pada Tahun 1961, sejak itu  nama Gereja Saat itu menjadi Gereja Injili Irian Barat (GIIB) yang bersifat gereja pribumi,  hingga  pada 1961, Juga diadakan  Pertemuan Gereja pertama di Bokondini pada  yang menghasilkan beberapa hal penting, yaitu:
1.        Nama gereja Menjadi Gereja Injili Irian barat (GIIB)
2.        Terpilihnya Pdt Nggun Wanena sebagai ketua Wilayah Yamo perta. Namun setelah 2 tahun digantikan oleh Nggami Enumbi yang memimpin selami 5 tahun.

Pada waktu itu gereja pribumi ini semakin hari semakin bertumbuh dan mengalami kemajuan yang sangat pesat, maka para pendiri bekerjasama dengan Tiga Badan Misi APCM, UFM dan RBMU bersepakat untuk mendirikan gereja dengan nama sendiri (terpisah dari gereja-gereja dari luar). Akhirnya  pada tanggal12 Februari 1963 mereka bersepakat memberi nama gereja ini pertama kali disebut Gereja Injili Irian Barat (GIIB)
Kemudian Pada 12 september Tahun 1966 perwakilan dari UFM Australia, UFM Amerika, RBMU berkumpul untuk bersatu dan menjadikan satu gerena Nasional, akhirnya  pada bulan februari diadakanlah konggres gereja yang kedua di Kelila Pada 12 Februari 1967, diadakannyalah konggres gereja kedua. Dalam konggres kedua ini, Gereja Injili di Irian Barat (GIIB) berubah nama menjadi Gereja Injili Irian Jaya (GIIJ) dengan pengurus sinode sebagai berikut :
Ketua             : Keboba Wanimbo
Wakil              : Ondowa Elabi
Sekertaris      : Wuninip Weya
Bendahra     : Yawon Penggu

Dua tahun kemudian diadakan rapat sinode di Ilu pada 20-22 februari 1968, dalam rapat sinode ini menghasilkan Anggaran Dasar GIIJ Pertama. Dua 2 tahun kemudian  lagi , yaitu pada tahun 1970, melalui rapat sinode di Ilu, Nggun Wanena terpilih menjadi ketua sinode.
Pada tahun 1971 diadakan rapat sinode di kelila. Dalam rapat ini mensyahkan Anggaran dasar GIIJ, memilih Badan pengurus Sinode (BPS). Badan pengurus yang terpilis saat itu adalah
Ketua             : Nggun Wanena
Wakil              : Yan Yikwa
Sekertaris      : Ki’maret Karoba
Bendahra     : Wuninimban Weya

Kemudian pada tanggal 18 November  1976 Pdt. Justin Parman dan Yakub Baminggen mendatarkan Gereja Injili  Irian Barat (GIIB) di kementerian agama di jakarta .  Melihat berkembangnya gereja  bukan hanya di Papua saja, namun di Pulau Jawa, Sumatera dan Bali, maka GIIB di ganti nama menjadi Gereja Injili di Indonesia (GIDI)  pada 5 Agustus 1988 dalam sidang  raya ke XIII di Karubaga. 
GIDI kembali didaftar ulang pada tanggal 6 Januari 1989 di departemen Agama. Maka sejak itulah  Gereja Injili di Indonesia (GIDI) diakui dan sah sesuai hukum hingga saat ini.
Sedangkan tanggal 12 Februari  1962  menjadi hari Lahir gereja  GIDI sesuai dengan tanggal berdirinya GIIB, sebelum berubah nama menjadi GIDI.  Saat ini Gereja GIDI semakin berkembang , secara keseluruhan terdiri dari 8 Wilayah Pelayanan di seluruh Indonesia. Terdiri atas 61 Klasis, 11 Calon Klasis.
Itulah sejarah  perjalanan singkat hingga  berdirinya GIDI sampai  saat ini. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Generasi Muda GIDI sehingga  di Tahun yang 54 ini Generasi GIDI lebih baik lagi..wa..wa

Daftar Pustaka:
Kogoya.y, dkk. Sejarah Masuknya Injil di Suku Lani. Andi Ofset. Yogjakarta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INFORMASI PENERIMAAN ONLINE MAHASISWA BARU 2017-2018

Kali ini saya akan posting. mengenai suku suku kanibal.